PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Evaluasi Pendidikan
Yang dibina oleh Bapak Drs.Slamet
Wibawanto, M.T
Imam
Syafii (110534431035)
S1
PTE Offring C
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO
April 2013
BAB
I
PENDHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan saat ini
banyak model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kualitas seorang
peserta didik.Dalam hal ini model pembelajaran berbasis proyek sangat tepat
untuk digunakan sebagai pembelajaran yang baik untuk perkembangan peserta didik
dalam meningkatkan kualiatas peserta didik.Pembelajaran berbasis proyek sendiri merupakan
pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada
masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari
sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan.Secara umum
pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek,
pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.
Dari
uraian diatas untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya pemahaman yang
memadai tentang bagaimana sebuah model pembelajaran ini mampu diserap dan
dimengerti oleh para peserta didik.
.
2.
Rumusan Masalah
1)
Pengertian
pembelajaran berbasis proyek
2)
Karakteristik
pembelajaran berbasis proyek
3)
Ciri-ciri
dan prinsip pembelajaran berbasis proyek
4)
Pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek
3.
Tujuan Masalah
1)
Mengetahui
pengertian pembelajaran berbasi proyek
2)
Mengetahui
karakteristik pembelajaran berbasis proyek
3)
Mengetahui
ciri-ciri dan prinsip pembelajaran berbasis proyek
4)
Mengetahui
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
pembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran
berbasis proyek atau tugas adalah metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.Pembelajaran berbasis
proyek/tugas (project-based/task learning) membutuhkan suatu pendekatan
pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa
dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk
pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna
lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri
dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction,
2001).
Dalam
pembelajaran berbasis proyek, siswa diberikan tugas atau proyek yang kompleks,
cukup sulit, lengkap, tetapi realistik dan kemudian di berikan bantuan
secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas.Di samping itu, penerapan
strategi pembelajaran berbasis proyek/ tugas ini mendorong tumbuhnya kompetensi
nurturant seperti kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri,
dan berpikir kritis dan analitis.
Pembelajaran
Berbasis Proyek dapat dipandang sebagai pendekatan penciptaan lingkungan
belajar yang dapat mendorong pelajar mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilan melalui pengalaman langsung.Menurut banyak literatur,
konstruktivisme adalah teori belajar yang bersandar pada ide bahwa pebelajar
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri di dalam konteks pengalaman mereka
sendiri (Murphy, 1997; Brook & Brook,
1993, 1999; Driver & Leach, 1993; Fraser, 1995).Pembelajaran
konstruktivistik berfokus pada kegiatan aktif pebelajar dalam memperoleh
pengalaman langsung (“doing”), ketimbang pasif “menerima” pengetahuan. Dari
perspektif konstruktivis, belajar bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana
dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi belajar adalah proses yang
memerlukan pengaturan diri sendiri (self-regulation) dan pembangunan struktur
konseptual melalui refleksi dan abstraksi (von
Glaserfeld, dalam Murphy, 1997). Kegiatan nyata yang dilakukan dalam proyek
memberikan pengalaman belajar yang dapat membantu refleksi dan mendekatkan
hubungan aktivitas dunia nyata dengan pengetahuan konseptual yang melatarinya
yang diharapkan akan dapat berkembang lebih luas dan lebih mendalam (Barron, Schwartz, Vye, Moore, Petrosino,
Zech, Bransford, & The Cognition and Technology Group at Vanderbilt, 1998).
Hal ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek, yang
mendasarkan pada aktivitas dunia nyata, berpotensi memperluas dan memperdalam
pengetahuan konseptual dan prosedural (Gagne,
1985), yang pada khasanah lain disebut juga knowing that dan knowing how
(Wilson, 1995). Knowing ‘that’ and ‘how’ is not sufficient without the
disposition to ‘do’ (Kerka, 1997).
Perluasan dan pendalaman pemahaman pengetahuan tersebut dapat diamati dengan
mengukur peningkatan kecakapan akademiknya.Peranan guru yang utama adalah
mengendalikan ide-ide dan interpretasi siswa dalam belajar, dan memberikan
alternatif-alternatif melalui aplikasi, bukti-bukti, dan argumen-argumen.
2. Karakteristik
pembelajaran berbasis proyek / tugas
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar
untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa (Gear, 1998).Sedangkan menurut Buck
Institute For Education (1999)dalam Made (2000, 145) belajar berbasis proyek
memiliki karakteristik yaitu :
1) Siswa membuat keputusan dan membuat
kerangka kerja
2) Terdapat masalah yang
pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
3) Siswa merancang proses untuk
mencapai hasil
4) Siswa bertanggunga jawab untuk
mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan
5) Siswa melakukan evaluasi secara
kontinu
6) Siswa secara teratur melihat kembali
apa yang meraka kerjakan
7) Hasil akhir berupa produk dan di
evaluasi kualitasnya
8) Kelas memiliki atmosfir yang
memberikan toleransi kesalahan dan perubahan.
3. Ciri
– ciri dan Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek atau Tugas
Ada
lima kriteria apakah suatu pembelajaran berbasis proyek termasuk pembelajaran
berbasis proyek , lima criteria itu yaitu :
1) Keterpusatan ( centrality)
Proyek dalam pembelajaran berbasis
proyek adalah pusat atau inti kurikulum, bukan pelengkap kurikulum ,didalam
pembelajaran proyek adalah strategi pembelajaran, pelajar mengalami dan belajar
konsep – konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Model ini merupakan
pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan
melalui kerja proyek.Oleh karna itu, kerja proyek bukan merupakan praktik
tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari , melainkan
menjadi sentral kegiatan pembelajaran dikelas.
2) Berfokus pada pertanyaan atau
masalah
Proyek dalam PBL adalah berfokus pada
pertanyaan atau masalah , yang mendorong pelajar menjalani (dalam kerja keras )
konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin.
3) Investigasi konstruktif atau desain
Proyek melibatkan pelajaran dalam
investigasi konstruktif dapat berupadesain, pengambilan keputusan, penemuan
masalah, pemecahan masalah, deskoveri akan tetapi aktifitas inti dari proyek
ini harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan
4) Bersifat otonomi pembelajaran
Lebih mengutamakan otonomi, pilihan
waktu kerja dan tanggung jawab pelajaran terhadap proyek
5) Bersifat realism
Pembelajaran berebasis proyek
melibatkan tantangan kehidupan nyata , berfokus pada pertanyaanatau masalah
autentik bukan simulative dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan
dilapangan yang sesungguhnya.
4. Pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek atau tugas
Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan
PBL, maka PBL yang akan dibuat di dalam lingkungan web terbagi dalam tiga
tahapan yakni persiapan, pembelajaran dan evaluasi, tetapi dari tiga tahapan
tersebut dapat dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai berikut ;
1) Persiapan
Pengajar merancang desain atau
membuat kerangka proyek yang bermanfaat dalam menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh pelajar dalam mengembangkan pemikiran terhadap proyek tersebut
sesuai dengan kerangka yang ada, dan menyediakan sumber yang dapat membantu
pengerjaannya. Hal ini akan mendukung keberhasilan pelajar dalam menyelesaikan
suatu proyek dan cukup membantu dalam menjawab pertanyaan, beraktifitas dan
berkarya..
2) Penugasan/menentukan topik.
Sesuai dengan tugas proyek yang
diberikan oleh pengajar maupun pilihan sendiri, pelajar akan memperoleh dan
membaca kerangka proyek, lalu berupaya mencari sumber yang dapat membantu. Lalu
pelajar berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang
dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya dalam menentukan
sub topik suatu proyek.
3) Merencanakan kegiatan
Pelajar bekerja dalam proyek
individual, kelompok dalam satu kelas atau antar kelas. Pelajar menentukan
kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan sub topiknya, merencanakan
waktu pengerjaan dari semua sub topik dan menyimpannya. Jika bekerja dalam
kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa
tanggungjawab.Sedangkan pengajar berkewajiban menyampaikan isi dari rencana
proyeknya kepada orang tua, sehingga orang tua dapat ikut serta membantu dan
mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.
4) Investigasi dan penyajian.
Investigasi disini termasuk kegiatan
: menanyakan pada ahlinya, memeriksa, dan saling tukar pengalaman dan
pengetahuan serta melakukan survei. Lalu penyajian hasil dapat berupa gambar,
tulisan, diagram matematika, pemetaan dan lain-lain. Secara rutin, orang tua
dan pengajar berkomunikasi untuk memantau kegiatan dan prestasi yang dicapai
oleh pelajar.
5) Finishing.
Pelajar membuat laporan, presentasi,
, gambar, dan lain-lain. Sebagai hasil dari kegiatannya.Lalu pengajar dan
pelajar membuat catatan terhadap proyek untuk pengembangan selanjutnya.
6) Monitoring/Evaluasi.
Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan proyek.
Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan proyek.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran berbasis proyek / tugas
adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru
kepada peserta didik berupa seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta
didik, baik secara individual maupun secara kelompok.Penggunaan metode yang
tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan
memberikan kesempatan peserta didik melakukan sendiri kegiatan belajar yang
ditugaskan.
Selain itu kompetensi yang dikembangkan selain
kompetensi disiplin ilmu (discipline-based competencies) dan kompetensi
interpersonal (interpersonal competencies ) dan kompetensi intrapersonal (
intrapersonal competencies) dalam diri siswa. Kompetensi disiplin ilmu berkaitan
dengan pemahaman konsep, prinsip dan teori dari disiplin ilmu. Kompetensi
interpersonal mencakup kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, berperilaku
sopan dan baik, menangani konflik, bekerjasama, membantu orang lain, dan
menjalin hubungan dengan orang lain dan masyarakat. Kompetensi intrapersonal
mencakup apresiasi terhadap keragaman, melakukan refleksi diri, disiplin,
beretos kerja tinggi, membiasakan diri hidup sehat, mengendalikan emosi, tekun,
mandiri, dan mempunyai motivasi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Wena,
Made, Strategi pembelajaran inovatif
kontemporer: Suatu tujuan konseptual
operasional, (Jakarta: Bumi aksara. 2010).
·
Diah,
M. 2001. Model pembelajaran berbasis
proyek. Jurnal ilmu pedidikan, 51-60.
·
Brooks, J. G., & Brooks, M. G. 1993.
In search of understanding: The case for
constructivist classrooms. Virginia: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar